AKAR, Meneropong Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal
Buku “AKAR: Model Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal” ini mencoba untuk mendeskripsikan konsep-konsep kepemimpinan tradisional yang tersimpan dalam sejumlah naskah kuno. Dari kajian-kajian terhadap kepemimpinan lokal. Pada tataran lokal, sumberinspirasi dalam hal kepemimpinan dapat dilihat dari pola pikir, perilaku, dan tindakan karuhun yang jejak-jejaknya terekam dalam sumber sejarah. Tidak sedikit, gagasan-gagasan karuhunyang masih relevan dengan keadaan saat ini. Kita dapat mengetahui gagasan, perilaku, dan tindakan karuhun yang bijaksana melalui kajian-kajian naskah kuno, sebagai salah satu alat pewarisan budaya. Misalnya, naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian (SSKK), menjelaskan tugas-tugas manusia dalam kehidupan sosio-politiknya, termasuk kewajiban dan hak seorang raja atau pemimpin.
Akan tetapi, gagasan atau konsep kepemimpinan yang dirumuskan, dilaksanakan, dan dikembangkan oleh para karuhun terkadang sulit untuk dipahami karena ditulis dalam aksara dan bahasa kuno. Oleh karena itu, diperlukan peran filolog agar naskah-naskah kuno tersebut dapat dibaca dan dipahami isinya. Dengan begitu, naskah tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman kepemimpinan yang berbasiskan kearifan lokal.
Buku yang berhalaman 190 halaman dengan sampul keras (hard cover) ini mencoba untuk mendeskripsikan konsep-konsep kepemimpinan tradisional yang tersimpan dalam sejumlah naskah kuno. Dari kajian-kajian terhadap model kepemimpinan lokal, terangkumlah gaya kepemimpinan masyarakat Sunda yang adil linuhung (berbudi halus dan ramah), karismatik (sopan/dekat dengan rakyat), atikan (berpendidikan, visioner, dan solutif), dan rancingeus (cakap) yang kemudian disingkat menjadi AKAR. Keempat model kepemimpinan itulah yang dideskripsikan secara ringkas dalam buku ini.
Memang, seperti yang terangkum di dalam buku ini, mengabstraksikan konsep kepemimpinan di lingkungan budaya Sunda bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak hal yang menjadi kendala sehingga deskripsi-analisisnya bisa jadi masih perlu diperdalam lagi. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak, kemudahan dalam mendeskripsikan dapat dilakukan.
Seperti yang telah disampaikan di atas, Penulis (Iip Hidayat) menuangkan gagasan tersebut dengan judul AKAR pada buku ini, yang merupakan singkatan dari konsep tulisannya ini.
Konsep kepemimpinan tersebut telah diimplementasikan oleh para karuhun dan berhasil membawa kejayaan serta kesejahteraan bagi rakyatnya. Tentunya, buku dengan desain sampul bernuansa teduh (yaitu, berwarna hijau dan kuning keemasan) dengan gambar sebuah mahkota Binokasih Sanghyang Pake (mahkota yang berasal dari Kerajaan Sumedang Larang) ini dapat menjadi pintu pembuka bagi masyarakat Sunda, khususnya para pemimpin, untuk menggali lebih dalam lagi berbagai hal yang terkait konsep-konsep kepemimpinan berbasiskan kearifan lokal.
Keterangan Buku:
Bila ingin lebih tahu lebih lanjut tentang buku ini silakan kunjungi halaman ini
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.